Another Obituary

10.14

Aku terbangun sesaat setelah travel yang kutumpangi memasuki kota Sanggau, Kalbar. Yah, aku kembali lagi ke Sanggau setelah seminggu kemarin aku pulang kampung ke Gunungkidul, DIY dan menghadiri pernikahan temanku di Bandung. Rasa lelah dan penat segera terasa begitu aku turun dari travel dan berjalan menuju kamarku. Kuletakkan tas penuh pakaian kotor dan kantong plastik berisi oleh-oleh yang kemarin sempat ku beli di Bandung. Akupun menghempaskan tubuhku ke atas kasur seraya mengambil handphone yang ku taruh di dalam tas dalam kondisi silent semenjak dari Pontianak tadi. Ada berderet panggilan tak terjawab serta beberapa pesan singkat yang masuk. Perasaanku tidak enak. Kubuka pesan yang dikirim oleh bapakku.

Asswrwb. Ga mbah putri wis sedo lagi wae neng sarjito... Doakan mg2 khusnul khotimah (Asswrwb. Ga mbah putri sudah meninggal di (RS)Sarjito... Doakan mg2 khusnul khotimah) 
dikirim : 10-6-2013  6:54 PM

Deg... Pikiranku berkecamuk. Pertanyaan pertama yang bisa ku cerna adalah, "simbah putri yang mana?". Karena aku punya dua simbah putri, yang pertama simbah putri dari bapak yang tinggal dengan keluargaku di Gunungkidul dan simbah putri dari ibuku yang tinggal di Gombong. Kalo simbah putri yang dari bapak perasaan dari kemarin sehat-sehat saja. Wong kemarin aku sempat lihat beliau pergi ke ladang seperti biasanya. Sedangkan simbah putri dari ibuk, walaupun sudah beberapa bulan tidak ketemu tapi aku tahu beliau baik-baik saja. Aku tahu karena awal bulan ini bapak ibuk menggunjungi beliau di Gombong. Mungkin simbah dari keluarga jauh, pikirku.

Aku segera menelpon bapak.
        Aku    (A): Assalamualaikum
        Bapak (B): Waalaikumsalam. Simbah udah meninggal Ga
         A : simbah yg mana?
         B : yo simbah Samiyem ( simbah dari bapakku)
         A : Lha kenapa? Kemarin masih sehat kok
         B : Tadi lagi ngobrol sama ibuk terus tiba2 pusing. Dikerokin gak sembuh. Dibawa ke RS deket rumah disuruh bawa ke Jogja aja. Tapi sampai di Jogja udah gak ketolong. Katanya kena serangan jantung. Doain biar tenang ya...

Setelah beberapa saat pembicaraan ku dengan bapak berakhir. Aku masih tidak percaya. Seminggu kemarin beliau masih seperti biasanya. Bahkan seminggu yang lalu, hari Senin, aku masih sempat menggantar beliau mengambil pensiunan. Kata simbah rencananya uang itu mau dipake buat acara 40 hari meninggalnya saudara simbah yang merantau di Jambi. Yah, manusia cuma bisa merencanakan....Ternyata Tuhan berkehendak lain. 
Tiba-tiba semua kenangan bersama simbah putri hadir di hadapanku. Seperti roll film usang yang diputar kembali. Terlihat buram namun terasa jelas. Terkenang kembali ketika aku masih kecil, simbah sering mengajakku ke pasar di kota. Pulang pergi naek angkot. Yang selalu kunantikan adalah ketika selesai belanja simbah selalu membelikan permen Davos, permen mint bulat favoritku. Lalu simbah mengajakku makan bakso atau soto. Simbah yang ketika pulang dari ladang selalu mampir ke rumahku (dulu beliau tinggal bersama simbah kakung di dusun sebelah, setelah simbah kakung meninggal beliau tinggal bersama keluarga kami) membawa olan-olan (larva pohon turi) untuk digoreng sebagai lauk makan siang (maklum orang ndeso makanannya aneh-aneh). Simbah yang oseng-oseng jamur trucuk-nya paling enak tiada tandingan. Dan masih banyak lagi kenangan yang kembali terngiang dalam benakku. 
Aku benar-benar sedih tidak bisa berada di sisi beliau pada saat-saat terakhirnya. Dan aku bahkan tidak bisa ikut memandikan dan menguburkan jenazahnya karena beliau akan dimakamkan besok pagi sedangkan aku baru saja sampai di Sanggau jam 9 malam tadi. Tidak mungkin aku bisa pulang ke Gunungkidul besok pagi. Tapi aku bersyukur, Allah masih memberikan kesempatan untuk bertemu dan sedikit berbakti untuk terakhir kali pada simbah. Yang aku sesalkan adalah kemarin beliau bersikeras membuatkan kacang bawang untuk aku bawa ke Kalimantan dan akupun berkeras menolaknya karena aku masih harus ke Bandung sebelum berangkat ke Kalimantan. Semoga hal itu tidak membuat beliau kecewa. 

Mbah, njenengan sik tenang nggih teng mrika.... Kulo nggih mesti bakale nyusul njenengan, mbuh sesuk, sesuk e nopo sukmben... Nggih mugi-mugi amal ibadahipun njenengan dipun tampi Gusti Allah....Aminnn

You Might Also Like

1 komentar

INSTGR!