Re-play

12.38

Jadi ceritanya saya sudah lama gak nonton serial drama. Terakhir kali nonton kalo gak salah dorama Jepang "Honey and Clover (2008)" (nonton untuk yang ke-4 kalinya :D...maklum saya orangnya susah move on dari masa lalu :v). Lalu beberapa waktu yang lalu ada temen yang nawarin serial drama korea. Sebenarnya saya agak memandang sebelah mata sama drama Korea. Karena biasanya menye-menye gitu, palingan endingnya tokoh utamanya mati :v. Selain itu biasanya episodenya banyak banget, mirip2 sama sinetron di tipi, jadi males ngikutin. Tapi akhirnya saya iya-in aja tawaran temen saya karena lagi selo juga sih. 

Langsung saja saya setel episode pertama.... Busettt, durasinyanya satu setengah jam. Bisa ketiduran nih, pikir saya. Ada 16 episode pula. Palingan abis ini langsung nonton endingnya. O iya, judul dramanya "reply1997". Lebih jelasnya disini


Limabelas menit pertama.......kok seru juga ya. Jadi ceritanya tentang sekelompok kawan lama  yang ngadain reunian di tahun 2012 dan mengenang kehidupan masa SMA mereka di era 90an. Semacam flashback gitu. Cocoklah buat saya yang gemar bernostalgia :v. Alurnya yang maju mundur dan adanya semacam teka-teki yang menjadi penghubung masa depan dan masa lalu benar-benar membuat penasaran. Tanpa sadar udah nonton tiga episode aja. Tapi saya di sini gak mau nge-review drama ini, palingan juga udah pada nonton :v.

Serial ini berhasil membawa saya kembali ke masa muda. Masa dimana kita bisa melakukan hal-hal bodoh, haha hehe gak jelas tanpa memusingkan konsekuensi dari apa yang kita lakukan. Masa dimana esensi dan substansi tidak menjadi prinsip dasar atas setiap pilihan yang kita buat. Pokoknya carpe diem! Dan tentu saja dalam hal romansa. Pernah dulu saya kepikiran, kenapa saya merasa tidak bisa mencintai seperti jaman masih muda dulu? Seperti ada sesuatu yang hilang. Lebih tepatnya seperti ada sesuatu yang menahan untuk all out. Ada yang bilang itu karena saya belum menemukan orang yang tepat. Tapi saya pikir bukan itu sebabnya. Lalu dari serial ini saya mendapat narasi yang cukup mewakili pemikiran saya.

"First love. The reason why we think first love is beautiful is not because people we first loved were actually handsome, or pretty. It's because we were unconditional, innocent, or a bit stupid at the time of first love. And because we know that we can never go back to that young, passionate time of our days. First love is a bit rash. Without any calculation, we throw ourselves with passion and finally come to face failure. But it is at the same time dramatic. It comes with inexplicable feelings that we never get to experience again. So first love becomes the most dramatic moment of our lives. It's okay to fail. Tragic stories stays longer than 'happily ever after'. It's nice to have that wonderful story as one chapter of one's life. 
First love is a period of time. It never comes back. If the next love comes, time has to yield for that new love. It might not be as innocent as the first love, but it would be a little more mature, due to the pain suffered with the first love. 
After the romance, the real life comes. Innocence in gets dirty, passion gets cold, and youth gets old with cleverness. So first love becomes part of one's exhausted daily life. That's why first love looks like it can't be accomplished. Because no one talks about a successful romance with first loves."

Manusia adalah makhluk sejarah. Sejarah berubah seiring waktu berjalan, begitu pula dengan manusia. Bukan sekedar perubahan fisik, namun sebagai makhluk empiris, pemikiran dan cara pandang manusia berubah seiring dengan bertambahnya pengalaman yang dia alami. Kata-kata Heraclitus yang selalu saya ingat, 

"No man ever steps in the same river twice, for it's not the same river and he's not the same man".  

Dalam hal saya tidak bisa merasakan perasaan yang sama seperti waktu masih muda tadi, bukanlah disebabkan karena saya belum bertemu orang yang tepat. Bukan pula berarti saya lebih mencintai pasangan saya ketika jaman muda dulu. Memang seperti itu cara saya mencintai seseorang. Tetapi hal ini lebih disebabkan karena perubahan cara pandang saya terhadap romansa. Sering bertambahnya usia, kita dituntut lebih dewasa, tak terkecuali dalam hal romansa. Lebih banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan. Karena kita sudah berpengalaman. pengalaman sakit hati, ditolak, bahagia berlebihan yang berujung galau berkepanjangan, dsb dsb. Pengalaman-pengalaman itulah yang membentuk kita hari ini. Memang seperti itulah wajarnya. Dan mengenang masa lalu bukan berarti kita ingin kembali ke masa itu, tapi hanya untuk sekedar me-review, sampai sejauh mana kita berjalan.


Eniwey, buat yang belom nonton serial ini, silahkan dicoba. Siapa tau ketagihan :D. 


You Might Also Like

0 komentar

INSTGR!