Kau Yang Menua (Surat Untuk Jakarta)

04.37

Sebuah monolog di dalam bajaj

antara aku, otakku dan udara malam penuh keterasingan.

Yah, keasingan absolut aku menyebutnya.



Aku pernah lama bersamu. Semakin lama semakin tak ku kenal.

Entah kau yang mengasingkanku atau aku yang selalu menolakmu.

Bahkan kau telah mengecewakanku ketika aku menghampirimu pertama kali.

Mengkhianati khayalan masa kecil yang kubangun selama bertahun-tahun.

Setiap kali aku mengunjungimu, kebencianku memakin...

Selalu ada cacat baru yang aku lihat,,,yang aku rasa,,,,

Kenapa kau tak mati saja?hancur lebur jadi bubur tak teratur.

Ah,,egois nian diriku.


Masih banyak yang berharap padamu.

Buktinya setiap tahun banyak orang yang menyambangimu.

Mengharap kau tersenyum dan menyodorkan sepiring nasi,,,meski pada akhirnya hanya basi yang kau beri.

Ah,,,betapa kejamnya aku...

Memakimu yang tidak bisa membalas,,,

Mungkin kau juga tak menginginkannya,,,

Menjadi sekarat dalam jenuh dan penat.



Yah semoga pria itu lebih bisa mengurusmu,,,mengobati kanker yang menggerogoti,,,

Semoga kali lain kita berjumpa, kau dan aku bisa tertawa,,,bersama memaki dunia,,,


Surat Untuk Jakarta
#di dalam bajaj dari slipi menuju klender, 2-11-12

You Might Also Like

0 komentar

INSTGR!